1096 : HUKUM MENUNDA TALQIN MAYAT PADA BULAN RAMADHAN

PERTANYAAN

Fahri Aiman El-madani

Assalamu alaikum wr.wb...mau tanya...apakah boleh menunda pembacaan talqin mayyit pada bulan puasa...maksudnya dibaca setelah bulan puasa padahal matinya awal puasa....! Trimakasih

JAWABAN

Mbah Pardan Milanistie

wa'alaikum salam

Pengertian Talqin Menurut bahasa, talqin artinya : mengajar, m emahamkan secara lisan. Sedangkan menurut istilah , talqin adalah : mengajar dan mengingatkan ke mbali kepada orang yang sedang naza’ atau kepada mayit yang baru saja dikubur dengan kalimah-kalimah tertentu

Dalil-Dalil Tentang Disunatkannya Talqin
Dalil tentang disunatkannya mentalqin kepada seseorang yang sedang naza’ adalah hadits Nabi SAW. seperti yang ditulis oleh sayyid Bakri dalam kitab I’anatut Thalibin juz II hal. 138 :

ويندب أن يلقن محتضر ولو مميزا على الأوجه الشهادة أي لا إله إلا الله فقط لخبر مسلم : لقنوا موتاكم أي من حضرة الموت لا إله إلا الله، مع الخبر الصحيح : من كان أخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة أي مع الفائزين. اهـ

Artinya :

“Disunatkan mentalqin orang yang akan meninggal walaupun masih mumayyiz menurut pendapat yang kuat dengan kalimat syahadat, karena ada hadits Nabi riwayat Imam Muslim “talqinlah orang Islam di antara kamu yang akan meninggal dunia dengan kalimah La Ilaha Illallah” dan hadits shahih “Barang siapa yang paling akhir pembicaraannya itu La Ilaha Illallah, maka dia masuk surga”, yakni bersama orang-orang yang beruntung”.
Sedangkan dalil disunatkannya talqin mayit yang baru dikubur adalah :

Firman Allah, seperti keterangan dalam kitab I’anatut Thalibin juz II hal. 140
وتلقين بالغ ولو شهيدا بعد تمام دفن (قوله وتلقين بالغ) وذلك لقوله تعالى وذكر فإن الذكرى تنفنع المؤمنين [الذاريات : 55] وأحوج ما يكون العبد إلى التذكير في هذه الحالة. اهـ

Artinya:

“Disunatkan mentalqin mayit yang sudah dewasa walaupun mati syahid setelah sempurna penguburannya. Hal yang demikian ini karena firman Allah : “dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Ad-Dzariyat : 55). Dan seorang hamba sangat membutuhkan peringatan adalah saat-saat seperti ini”.

Hadits riwayat Thabarani :
إذا مات أحد من إخوانكم فسويتم التراب على قبره فليقم أحد على رأس قبره ثم ليقل يا فلان ابن فلانة فإنه يسمعه ثم يقول يا فلان ابن فلانة فإنه يستوي قاعدا ثم يقول يا فلان ابن فلانة فإنه يقول أرشدنا يرحمك الله ولكن لا تشعرون. فليقل اذكر ما خرجت عليه من الدنيا شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله وإنك رضيت بالله وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا وبالقرآن إماما. فإن منكرا ونكيرا ياخذ كل واحد منهما بيد صاحبه. اهـ

Artinya :
“Apabila salah seorang di antara saudaramu telah meninggal dan penguburannya telah kamu sempurnakan (ditutup dengan tanah), maka berdirilah salah seorang di penghujung kuburnya, dan berkatalah : “hai fulan bin fulanah” maka dia bisa mendengarnya. Kemudian berkatalah “hai fulan bin fulanah” maka dia duduk dengan tegak.

Berkatalah lagi “hai fulan bin fulanah” maka dia berkata “berilah saya petunjuk, semoga Allah memberi rahmat kepadamu”. Akan tetapi kamu sekalian tidak mengerti. Seterusnya katakanlah kepadanya “ingatlah apa yang kamu pegangi sewaktu keluar dari alam dunia, yakni bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, dan bahwa kamu rela Allah sebagai Tuhan kamu, Islam sebagai agamamu, Muhammad sebagai Nabi mu dan Al-Qur’an sebagai imam mu. Maka sesungguhnya malaikat Munkar dan Nakir saling berpegangan tangan mereka berdua”.

Hadits Nabi sebagaimana yang diterangkan dalam kitab I’anatut Thalibin :
يندب التلقين بعد تمام دفنه لخبر : العبد إذا وضع في قبره وتولى وذهب أصحابه حتى أنه يسمع قرع نعالهم أتاه ملكان. الحديث اهـ [إعانة الطالبين 2/140]
Artinya :
“Disunatkan mentalqin mayit setelah sempurna penguburannya, karena ada hadits : “Ketika mayit telah ditempatkan di kuburnya dan teman-temannya sudah pergi meninggalkannya sehingga dia mendengar suara sepatu mereka, maka datanglah dua malaikat kepadanya”.

Mukhammad Yusuf Ismawan

baiknya disegerakan, hadits yang menunjukkan kesunahan mentalqini mayit setelah dikuburkan, yaitu :

إِذَا مَاتَ أَحَدٌ مِنْ إِخْوَانِكُمْ، فَسَوَّيْتُمِ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ، فَلْيَقُمْ أَحَدُكُمْ عَلَى رَأْسِ قَبْرِهِ، ثُمَّ لِيَقُلْ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْمَعُهُ وَلا يُجِيبُ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْتَوِي قَاعِدًا، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَقُولُ: أَرْشِدْنَا رَحِمَكَ اللَّهُ، وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ، فَلْيَقُلْ: اذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّكَ رَضِيتَ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا، فَإِنَّ مُنْكَرًا وَنَكِيرًا يَأْخُذُ وَاحِدٌ مِنْهُمْا بِيَدِ صَاحِبِهِ، وَيَقُولُ: انْطَلِقْ بنا مَا نَقْعُدُ عِنْدَ مَنْ قَدْ لُقِّنَ حُجَّتَهُ، فَيَكُونُ اللَّهُ حَجِيجَهُ دُونَهُمَا”، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنْ لَمْ يَعْرِفْ أُمَّهُ؟ قَالَ:”فَيَنْسُبُهُ إِلَى حَوَّاءَ، يَا فُلانَ بن حَوَّاءَ. رواه الطبراني

“Jika salah satu diantara kalian mati, maka ratakanlah tanah pada kuburnya (kuburkanlah). Hendaklah salah satu dari kalian berdiri di pinggir kuburnya dan hendaklah berkata : “wahai fulan (sebutkan nama orang yang mati, pent) anak fulanah (sebutkan ibu orang yang mati, pent)” sebab dia bisa mendengarnya tapi tidak bisa menjawabnya. Kemudian berkata lagi : “wahai fulan (sebutkan nama orang yang mati, pent) anak fulanah (sebutkan ibu orang yang mati, pent)” sebab dia akan duduk.

Kemudian berkata lagi : “wahai fulan (sebutkan nama orang yang mati, pent) anak fulanah (sebutkan ibu orang yang mati, pent)” sebab dia akan berkata : “berilah kami petunjuk –semoga Allah merahmatimu-“ dan kalian tidak akan merasakannya. Kemudian hendaklah berkata : “ sebutlah sesuatu yang kamu bawa keluar dari dunia, yaitu persaksian bahwa tiada Tuhan kecuali Allah SWT, Muhammad hamba dan utusan Nya, dan sesungguhnya kamu ridlo Allah menjadi Tuhanmu, Muhammad menjadi Nabimu, dan Al Quran menjadi imammu”, sebab Mungkar dan Nakir saling berpegangan tangan dan berkata : “mari kita pergi. Kita tidak akan duduk (menanyakan) di sisi orang yang telah ditalqini (dituntun) hujjahnya (jawabannya), maka Allah menjadi hajiij (yang mengalahkan dengan menampakkan hujjah) baginya bukan Mungkar dan Nakir”.
Kemudian seorang sahabat laki-laki bertanya : wahai Rasulullah ! Jika dia tidak tahu ibu si mayit ?Maka Rasulullah menjawab : nisbatkan kepada Hawa, wahai fulan bin Hawa”(H.R. Thabrani)

KESIMPULAN

Brojol Gemblung


 Kesunnahan
mentalqin mayat ialah dilakukan setelah penguburan selesai dan
sempurna, baik dibulan Ramadhan ataupun selainnya.

Dari sekian khazanah
kitab klasik tak satupun menyebutkan bahwa ada pengecualian dalam hal
ini, yakni kesunnahan mentalqin mayat
yaitu setelah selesai mayat itu dikubur di dalam semua bulan karena
setelah penguburan dan semua orang sudah bubar malaikat Munkar &
Nakir datang kepada mayat untuk mengujinya, sebagaimana tertuang dalam
hadits : ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻧﺼﺮﻓﻮﺍ ﺃﺗﺎﻩ ﻣﻠﻜﺎﻥ : "apabila mereka telah bubar maka
kedua malaikat mendatanginya", dan ini mutlak, tak terkecuali pada orang
yg meninggal dibulan Ramadhan.

Maka tertolaklah anggapan masyarakat yg
mengatakan bahwa kedua malaikat tidak akan mendatangi mayatnya orang yg
meninggal dibulan Ramadhan sehingga mentalqininya setelah penguburan
tidak disunnahkan.

ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ 3/207 :

ﻭﻳﺴﻦ
ﺃﻥ ﻳﻘﻒ ﺳﺎﻋﺔ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺑﻌﺪ ﺩﻓﻨﻪ ﻋﻨﺪ ﻗﺒﺮﻩ ﻳﺴﺄﻟﻮﻥ ﻟﻪ ﺍﻟﺘﺜﺒﺖ ﻭﻳﺴﺘﻐﻔﺮﻭﻥ ﻟﻪ ﻟﻸﺛﺮ
ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺃﻣﺮ ﺑﻪ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺎﺹ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﺗﻨﺤﺮ ﺟﺰﻭﺭ ﻭﻳﻔﺮﻕ ﻟﺤﻤﻬﺎ ﻭﻗﺎﻝ ﺣﺘﻰ
ﺃﺳﺘﺄﻧﺲ ﺑﻜﻢ ﻭﺃﻋﻠﻢ ﻣﺎﺫﺍ ﺃﺭﺍﺟﻊ ﺑﻪ ﺭﺳﻞ ﺭﺑﻲ. ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺗﻠﻘﻴﻦ ﺑﺎﻟﻎ ﻋﺎﻗﻞ ﺃﻭ ﻣﺠﻨﻮﻥ
ﺳﺒﻖ ﻟﻪ ﺗﻜﻠﻴﻒ ﻭﻟﻮ ﺷﻬﻴﺪﺍ ﻛﻤﺎ ﺍﻗﺘﻀﺎﻩ ﺇﻃﻼﻗﻬﻢ ﺑﻌﺪ ﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﺪﻓﻦ ﻟﺨﺒﺮ ﻓﻴﻪ ﻭﺿﻌﻔﻪ
ﺍﻋﺘﻀﺪ ﺏﺷﻮﺍﻫﺪ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻀﺎﺋﻞ ﻓﺎﻧﺪﻓﻊ ﻗﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺇﻧﻪ ﺑﺪﻋﺔ ﻭﺗﺮﺟﻴﺢ
ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺼﻼﺡ ﺃﻧﻪ ﻗﺒﻞ ﺇﻫﺎﻟﺔ ﺍﻟﺘﺮﺍﺏ ﻣﺮﺩﻭﺩ ﺑﻤﺎ ﻓﻲ ﺧﺒﺮ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ : ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻧﺼﺮﻓﻮﺍ
ﺃﺗﺎﻩ ﻣﻠﻜﺎﻥ . ﻓﺘﺄﺧﻴﺮﻩ ﺑﻌﺪ ﺗﻤﺎﻣﻪ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻰ ﺳﺆﺍﻟﻬﻤﺎ


ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ « ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﺋﺰ « ﺑﺎﺏ ﻣﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﻲ ﻋﺬﺍﺏ ﺍﻟﻘﺒﺮ - ﺹ - :463

1308

ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﻴﺎﺵ ﺑﻦ ﺍﻟﻮﻟﻴﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻷﻋﻠﻰ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻌﻴﺪ ﻋﻦ ﻗﺘﺎﺩﺓ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ
ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﺣﺪﺛﻬﻢ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺇﺫﺍ
ﻭﺿﻊ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﻭﺗﻮﻟﻰ ﻋﻨﻪ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﺇﻧﻪ
ﻟﻴﺴﻤﻊ ﻗﺮﻉ ﻧﻌﺎﻟﻬﻢ ﺃﺗﺎﻩ ﻣﻠﻜﺎﻥ ﻓﻴﻘﻌﺪﺍﻧﻪ ﻓﻴﻘﻮﻻﻥ ﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺗﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ
ﻟﻤﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻧﻪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ
ﻓﻴﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻣﻘﻌﺪﻙ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻗﺪ ﺃﺑﺪﻟﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﻣﻘﻌﺪﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻴﺮﺍﻫﻤﺎ
ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻗﺎﻝ ﻗﺘﺎﺩﺓ ﻭﺫﻛﺮ ﻟﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﻔﺴﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺛﻢ ﺭﺟﻊ ﺇﻟﻰ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻧﺲ ﻗﺎﻝ
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻭﺍﻟﻜﺎﻓﺮ ﻓﻴﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺗﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻻ ﺃﺩﺭﻱ ﻛﻨﺖ
ﺃﻗﻮﻝ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻴﻘﺎﻝ ﻻ ﺩﺭﻳﺖ ﻭﻻ ﺗﻠﻴﺖ ﻭﻳﻀﺮﺏ ﺑﻤﻄﺎﺭﻕ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺪ ﺿﺮﺑﺔ ﻓﻴﺼﻴﺢ
ﺻﻴﺤﺔ ﻳﺴﻤﻌﻬﺎ ﻣﻦ ﻳﻠﻴﻪ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺜﻘﻠﻴﻦ

1308
Telah menceritakan pada kami 'Iyasy bin al-Walid; telah menceritakan
pada kami 'Abdul A'laa; telah menceritakan pada kami Sa'id dari Qatadah
dari Anas bin Malik bahwa dia menceritakan pada mereka bahwasannya
Rasullah shallahualaihi wasalam berkata: “ Sesungguhnya apabila seorang
manusia dikuburkan dan ketika orang-orang yang mengantarkannya pergi
meninggalkannya dan sesungguhnya suara sandal- sandal mereka terdengar
olehnya ketika mereka pergi meninggalkannya maka datang kepadanya dua
malaikat dan berkata kepada keduanya : Apa yang kamu katakana kepada
Nabi Muhammad shallahualaihi wasalam?

Maka dia menjawab dia adalah hamba
Allah dan Rasul Nya, maka dikatakan kepadanya lihatlah tempat di api
neraka namum Allah telah menggantikannya dengan tempat disurga, nabi
berkata keduanya telah dilihat oleh orang tadi. Adapun orang kafir dan
orang munafik dia akan menjawab aku tidak tahu dan aku tidak membaca
kemudian Allah pukul dirinya dengan palu dari besi dengan satu pukulan
dekat dengan telinganya maka dia akan berteriak dengan teriakan yang
keras didengar oleh sebelah kanan dan kirinya kecuali jin dan manusia.

Sumber : http://www.al-islam.com/Page.aspx?pageid=695&BookID=24&PID=1305&SubjectID=30567

link dokumen :

https://www.facebook.com/groups/kasarung/doc/625573074134101/

Related Posts:

0 Response to "1096 : HUKUM MENUNDA TALQIN MAYAT PADA BULAN RAMADHAN"

Posting Komentar